#ResensiDesember2020
Judul: Hafalan Sholat Delisa
Penulis: Tere Liye
Penerbit: Republika
Tahun: 2008
Halaman: 266
Peresensi: @ranisyahreza
Mendengar judul buku dan nama pengarangnya pasti sudah tidak asing. Pengarangnya telah melahirkan karya2 best seller yang banyak digemari. Dan judul novel ini pun telah dicetak belasan kali hingga diangkat ke layar lebar.
Jujur saya lebih dulu menonton filmnya daripada membaca novelnya. Dan seperti biasa, sebuah buku jauh lebih memberikan kesan dibanding film.
Mengisahkan seorang anak perempuan bernama Delisa, dan Hafalan sholatnya yang menjadi inti dari cerita.
Cerita dibuka pertama kali dengan kisah keseharian Delisa bersama kakak2 perempuannya, Fatimah, Aisyah, dan Zahra. Mulai dari bangun tidur, sholat berjamaah bersama Ummi, bersekolah, mengaji, hingga konflik2 kecil antara adik-kakak.
Cerita mulai memasuki inti ketika Delisa dan Ummi membeli kalung dengan inisial D untuk hadiah Delisa jika ia sudah mampu menghafal bacaan sholat. Namun tak sempat Ummi memberikan kalung itu, gelombang Tsunami lebih dulu menghantam mereka.
Delisa kehilangan saudara2nya, bahkan sebelah kakinya. Tapi dia tetap ceria, dia tidak mau membuat Abi nya sedih. Sungguh benar, masa2 sulit justru membuat manusia lebih kuat. Dan masa2 sulit Delisa pun membuatnya menjadi lebih dewasa.
Novel ini mengajarkan keikhlasan, lewat kisah Delisa yang polos dan kekanak-kanakan (karena memang Delisa masih anak2). Tapi novel ini juga mengajarkan bagaimana sebaiknya menanggapi kehilangan, waktu dan kehidupan tetap berlanjut meski kita terpuruk, maka tak baik jika terus meratapi kondisi diri, karena tak akan mengubah apa pun, kecuali kita bangkit dan berdiri kembali.
Komentar