#ResensiOktober2020

ASSA Ukir Sejarah Pesepeda Dunia I ch. Robin Simanullang I Berita Indonesia I Penerbit PT Berita Satria Wiratama bekerja sama dengan PT Asasira dan Yayasan Pesantren Indonesia I 2018 I Jumlah halaman 226 I Resensator Chitra Anggraini

THE WILL TO BE TOGETHER

“Bangsa yang mengenal jati dirinya akan mampu membangun peradaban.”
-CAM-

Alumni 2727 hatinya senantiasa terpaut pada MRLA serta menara Pemuda dan Perdamaian. Menara setinggi 201 meter, menggambarkan 201 asma Nabi berdiri gagah di samping Masjid Rahmatan Lil Alamin berukuran 99 x 99 simbol Asma Al Husna.

Menara berwarna biru berbentuk segi delapan, seolah memancarkan cahaya ke delapan penjuru mata angin mengajak manusia untuk meneladani ahlak sang Nabi. Rasulullah Muhammad SAW adalah pemimpin umat manusia yang telah berhasil melaksanakan ajaran Ilahi secara Paripurna

Apa jati diri bangsa Indonesia ? Negeri di atas samudra ini pasti memiliki sesuatu yang autentik, hal yang membuatnya berbeda dengan bagsa lain di dunia. 🌊

Ternyata Lima dasar negara tidak akan ada jika tidak ada 3 stanza . Ya Anda benar… Jati diri bangsa Indonesia adalah Anthem Indonesia Raya 3 stanza_.

🚴🏻‍♂️Jakarta

Tepat pukul 06.00 pagi hari, sebanyak 405 pesepeda ASSA tiba di senayan.

Menjelajah Jalan Daendels Anyer-Panarukan hingga ke ujung timur, Banyuwangi, pergi – pulang sepanjang 2.727 km selama 24 hari. Pada tanggal 29 November sd 22 Desember 2017.

Tampak memakai seragam merah putih lengkap dengan helm dan sepatu sport, tim ASSA (Asosiasi Sepeda Sport Al-Zaytun) berbaris rapih di halaman gedung MPR Senayan. Mereka menyanyikan Anthem Indonesia Raya 3 stanza dengan semangat patriot.

Ketika stanza pertama, semua hadirin menyanyikan dengan lancar. Namun begitu masuk stanza kedua dan ketiga, umumnya hadirin, selain goweser ASSA terlihat terbata-bata.

Ternyata Inti dari Indonesia itu ada pada tiga stanza ini. Merdekanya bangsa Indonesia terilhami dari Anthem Indonesia Raya 3 stanza. Bukan dengan senjata, melainkan dengan otak cerdas bangsa Indonesia. Begitulah penjelasan Syaykh saat orasi kebangsaan di atas podium, disaksikan ketua MPR Zulkifli Hasan.

“Dan saudara-saudara harus mengerti, apa bangsa-bangsa itu dilukiskan oleh Al Qur’an, al balad antahilum bihadzal balad yang Anda diam di negeri ini, wawalid bapak-bapakmu yang lalu, kamu dan bapak-bapakmu yang lalu, wama walad dan anakmu yang akan datang. Berarti bangsa itu, kita hari ini, hari ini yang ada dan lalu, sejak bangsa ini belum bernama Indonesia, telah ada bangsa ini, mereka sudah punya pemerintahan. ” (Syaykh Al-Zaytun)

Kemauan untuk bersatu, The will to be together inilah yang mampu menelurkan Indonesia Raya.

Saat Kongres Pemuda ke II, 28 Oktober 1928, para pemuda Indonesia memproklamasikan negara bayangan, meskipun banyak intel Belanda yang mengawasi jalannya kongres tersebut. Dan saat itulah pertama kalinya Wage Rebo (Rudolf) Supratman memperkenalkan Anthem Indonesia Raya 3 stanza. 🎻🎶

Rupanya Adu pintar antara pemuda Indonesia dengan pemerintah Hindia Belanda merupakan bukti kecerdasan bangsa Indonesia yang cinta damai.

*”The Supreme Art of War is to subdue the enemy without fighting. ”
-Sun Tzu-

0 Shares
Tweet
Share
Pin
Share