#ResensiOktober2020
.
Judul : Kami Anak-Anak Bullerbyn
Penulis : Astrid Lindgren
Penerbit : PT. Gramedia
Tahun : 1984
Genre : Buku Anak-anak
Tebal : 98 halaman
Peresensi: Sinta @penikmatbaca
.
.
Betapa menyenangkan menjadi anak kecil. Masa yang penuh imajinasi. Masih sedikitnya “kontaminasi” pikiran dan masih kurangnya ‘pengalaman’ indera, membuat daya imajinasi mereka lebih bebas.
Lisa, Anna, Britta, Lasse, Bosse dan Olle, adalah anak-anak penghuni Desa Bullerbyn yang memiliki banyak imajinasi. Desa Bullerbyn adalah desa kecil yang hanya terdiri dari tiga pondok, pondok utara, pondok tengah dan pondok selatan. Sepi? No! Ada saja tingkah 3 anak perempuan dan 3 anak laki-laki ini membuat keramaian di Desa Bullerbyn, yang diartikan juga Desa Ribut.
Di antara anak-anak ini, secara otomatis terbentuk genk perempuan dan genk laki-laki, yang membuat suasana semakin seru. Seringkali salah satu dari genk menyimpan rahasia, agar genk yang lain penasaran. Seperti saat Lisa, Anna dan Britta menemukan tempat arbei tumbuh dengan lebatnya; dan Lasse, Bosse dan Olle menyembunyikan lokasi gua di tumpukan jerami.
Suatu hari kami [Lisa, Anna dan Britta] menemukan banyak sekali buah arbei…Tapi itu rahasia, tak akan kami beritahukan. “Uh… itu rahasia usang dibanding dengan rahasia kami!” kata Olle ………………….. “Kami membuat sembilan gua di dalam tumpukan jerami, kalau kalian ingin tahu!” seru Lasse. “Kami akan segera dapat menemukannya,” kata kami [Lisa, Anna dan Britta] serempak……”Kalian nggak bakalan bisa menemukannya! Gampangnya…tanpa peta. Kalian tidak akan berhasil menemukan gua-gua itu! Dan kalian juga tidak akan berhasil menemukan petanya…..” [hal 51]
Cerita yang naskah aslinya telah ditulis sejak tahun 1947 silam menghadirkan kelucuan dalam keseharian bocah Bullerbyn, saat mereka menyamar menjadi pengembara dengan memakai baju-baju ayah ibu, atau saat genk perempuan bermain rumah-rumah dengan berlagak [dan berbicara] selayaknya ibu-ibu, atau saat genk laki-laki tak pernah mampu lama menyembunyikan rahasianya, atau saat Anna dan Lisa ingin merasakan melarikan diri dari rumah, atau saat mereka berlutut mengelilingi ember untuk meminum sirup lewat sedotan. Semua cerita menggambarkan rasa penasaran [ingin tahu_red] dan imajinasi dalam kepala seorang anak kecil. Selain itu, buku ini juga diselingi ilustrasi yang menambah daya tarik cerita kepolosan para “pengacau” Bullerbyn
Astrid Lindgren menggambarkan kisah dengan cemerlang. Penulis buku asal Swedia ini mengawali karir di dunia buku anak lewat cerita Pippi Longstocking [1945] dan telah diterjemahkan dalam 60 bahasa. Kematian Astrid Lindgren pada tahun 2002 tak membuat karya-karya surut. Dan sampai saat ini bukunya masih mampu bersaing dengan buku anak terbitan baru.
Komentar