#ResensiOktober2020

.
.
Judul buku: Dajjal, Ya’juj & Ma’juj, Kisah Dua Perusak Besar di Akhir Zaman
Penulis: Abu Hudzaifah Ahad bin Kadiyat
Jumlah halaman: 95 hlm
Penerbit: Adz Dzahabi
Tahun Terbit: April 2020
Cetakan: Pertama
Genre: Nonfiksi
Peresensi: @faridaelfatica

.
.
Belajar Kisah Akhir Zaman bersama Ananda
.
Bismillah,
Sepertinya saya harus lebih banyak lagi melirik buku non fiksi anak setelah tuntas membaca satu buku ini. Dari judulnya saja sudah membuat takut dan merinding. Bagaimana kisah yang sangat menakutkan ini disuguhkan ke hadapan anak-anak? Bingung dan penasaran. Iya, penasaran bagaimana penulis menyajikan sebuah kisah yang benar ke anak-anak namun jauh dari kesan menakut-nakuti. Bersyukur harga dari buku ini sangat terjangkau, ambil dari uang jajan sudah cukup menuntaskan penasaran saya.

Diawali dari kisah bayi ajaib nabi Isa kemudian berlanjut kisa petualangan Tamim Ad-Dari yang bertemu Jassasah hingga berlanjut ke cerita keganasan Dajjal dan Ya’juj & Ma’juj.

Membaca buku ini benar-benar mengenyangkan. Pembaca benar-benar seperti diajak berbicara langsung dengan penulis. Pilihan bahasanya sederhana dengan alur yang mengalir. Sesekali penulis menyisipkan syair-syair indah yang menggambarkan suasana alam pada saat itu sebagai pelengkap ilustrasi buku yang menurut saya agak kurang nyambung dengan cerita. Namun, meskipun topik bahasannya berat, penulis tetap mampu menyajikan dengan ringan dan tetap berbobot, mengasah keimanan yang mungkin luntur terpapar hiasan dunia yang semu.

“Bukan dongeng dan bukan isapan jempol, ini merupakan kisah nyata yang akan terjadi menjelang Kiamat. Dajjal beserta Ya’juj & Ma’juj keluar dalam waktu beriringan. Mereka keluar meakukan perusakan dan kekacuan yang sangat dahsyat.”

Dari buku ini saya belajar, bahwa kita tidak perlu takut menceritakan tentang hari kiamat ke anak-anak, asalkan pemillihan bahasanya baik dan tidak menakut-nakuti. InsyaAllah malah semakin memotivasi anak-anak untuk terus rajin beribadah. Tak ada gading yang tak retak, dengan segala kelebihan yang dimiliki buku ini, menyisakan dua hal yang sekiranya bisa dijadikan masukan untuk perbaikan di cetakan selanjutnya. Beberapa kesalahan pengetikan beberapa kali saya temukan di antaranya ada di halaman 31, kata “mumpuni” tertulis “mempuni”. Kemudian terjadi pengulangan kata yang berarti sama, “tiada” dan “tidak” yakni pada halaman 79, “Namun tiada tidak ada yang tahu di mana letak benteng itu”. Namun kesalahan pengetikan yang sedikit ini insyaAllah tidak merubah esensi dari inti cerita.

Beberapa adab dan doa juga banyak diajarkan di dalam cerita pada buku ini. Bagaimana sikap yang harus dimiliki anak-anak supaya terlindungi dari fitnah dajjal, juga beberapa doa yang harus dihafalkan.

Singkat, jelas dan mendidik. Tiga kata untuk mewakili segenap apresiasi saya terhadap buah karya penulis buku ini. Rugi bila anak anda tidak membaca buku ini. MasyaAllah, jazakumullahu khairan. (faridahanim.com)

0 Shares
Tweet
Share
Pin
Share