ResensiOktober2020
.
Judul: Orang-Orang Terbungkam
Penulis: Albert Camus
Penerjemah: Anton Kurnia
Penerbit: Penerbit Jendela
Tahun: 2002
Tebal: 197 hlm.
Peresensi: Raina Jamila Ali
.
Orang-Orang Terbungkam, seperti dikatakan dalam pengantar oleh Bakdi Soemanto, ditujukan sebagai karya reflektif. Kendati keadaan dalam cerita tidak sama dengan kehidupan sehari-hari kita, tapi pembaca dapat merasakan isu-isu yang ada sangat dekat. Menyoal penerimaan serta penolakan dalam diam terhadap kehidupan yang kadang serasa tidak tertahankan karena beban ekonomi, pencarian jati diri yang belum selesai, hingga iman. Total terdapat enam cerpen dalam buku ini dengan gaya bertutur yang menyesuaikan si Aku dari masing-masing cerpen. Seperti dalam cerpen Sang Pembelot yang iramanya sporadis dan terkesan kocar-kacir, sebab keadaan tokoh yang berada dibawah penyiksaan fisik dan mental. Akan berbeda jika dibanding dengan cerpen pertama yang berkisah tentang wanita yang kehilangan arah hidupnya dalam pernikahan yang stagnan.
.
Saya rasa buku ini akan cocok bagi pembaca yang tidak masalah dengan alur tanpa klimaks—barangkali mirip dengan karya-karya Budi Dharma. Cerita yang terkesan monoton tapi kalau mau teliti dan sabar membaca, pasti dapat menemukan pesan yang dalam. Nilai plusnya ada di pemilihan diksi yang membuat saya secara pribadi tergugah dan tersadar bahwa beberapa emosi yang dirasakan para tokoh, juga pernah hingga dalam hati saya. Siapkan mood yang baik untuk membaca buku ini supaya tidak terkesan berat. Selamat membaca semuanya, semoga Allah senantiasa merahmati kita semua dengan kesehatan dalam masa-masa sulit ini.
Komentar